Rabu, 24 November 2010

We Know Nothing, We Know All Thing

Manusia mempunyai sifat keingintahuan yang tinggi, oleh karena itu manusia tak mengenal rasa “puas”. Seperti dalam pembahasan kali ini, We Know Nothing. Kita tidak tahu apapun, itulah artinya. Maksudnya ialah bahwa ilmu dan wawasan yang kita miliki saat ini belum dan bahkan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu tak sepantasnya kita berlaku angkuh terhadap sesama. Jika anda bertanya kepada saya, “tahu ngga, kalau si A itu udah bisa?”, lalu saya menjawab “udah tau Ko !”. apa pendapat anda untuk hal ini? Pastinya anda lebih tertarik jika saya menjawab,”owh,gimana tuh ceritanya?”.
Lalu, bagaimana kita harus menyikapi sikap ketidaktahuan ini. Yang pertama kita harus dapat mengubah pola pikir. Tindakan manusia dikendalikan oleh cara berfikirnya, untuk sukses merubah ketidaktahuan kita yang pertama kali adalah. Pikiran harus dikondisikan dalam kondisi terdesak agar memacu tindakan menuju kesuksesan. Selanjutnya ialah ACTION, meski pikiran menentukan tindakan tetapi tidak akan berarti apa-apa tanpa tindakan.. Perubahan positif akan tercapai bila melakukan perubahan dengan tindakan nyata. Keberuntungan lebih berpihak kepada yang banyak mencoba dan melakukannya, bukan kepada orang yang berangan-angan dan tidak berbuat apa-apa.
Bagaimana dengan orang yang bertipe “We Know All Thing”? orang dengan tipe seperti ini merupakan orang yang merasa dirinya mengetahui tentang segala hal. Sikap seperti ini tidak patut dicontoh karena dapat menimbulkan sifat angkuh, karena mengetahui segalanya, sok tahu, padahal memang belum tahu. Dan lain sebagainya.
Mungkin anda akan bingung mau jadi tipe orang yang mana, yang paling sempurna. Saya mempunyai kesimpulan bahwa menjadi yang “tidak mengetahui apapun” biasanya jika ditanya akan hal yang ia tidak ketahui akan menjawab “daya tidak tahu”. Secara tidak disadari hal itu akan menjadikan kita malas untuk mencari tahu akan hal tersebut yang belum kita ketahui. Jika menjadi yang “tahu apapun”, kita akan merasa berbangga diri karena merasa telah mengetahui segalanya. Dan itu merupakan sifat yang buruk, terutama untuk hidup bermasyarakat.
Jadi, menurut saya, saya akan menjadi orang yang “belum mengetahui apapun”, sebab dari situlah secara tidak sadar kita akan termotivasi untuk menjadi yang lebih baik dengan cara mencari tahu hal yang belum di ketahui.
Oleh karena itu jika anda orang yang mempunyai wawasan luas bersikaplah rendah hati dan mau saling berbagi ilmu pengetahuan kepada yang “tidak mengetahui”. Jika anda orang yang tidak mengetahui apapun, janganlah merendah diri, tetaplah semangat mencari hal yang tidak diketahui.
Namun yang terpenting ialah apapun pilihan kita, kita harus menjadi pribadi yang lebih baik dari saat ini, paling tidak untuk diri sendiri. Dengan cara mengubah pola pikir, lalu segeralah bertindak. Tetapi juga kita harus tetap menjaga norma-norma yang berlaku.

Nama : wahyu andika
NPM : 21107732

Ilmu Sosial Dasar

Dalam ilmu pengetahuan terdapat tiga cabang, yaitu :
a.   Natural Science, merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda yang ada dibumi. Meliputi fisika, kimia, astronomi, dan biologi.
b.  Social science, merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan social. Terdiri dari sosiologi, ekonomi, politik, antropologi sejarah, dan geografi.
c. Humanities meliputi bahasa, agama, kesusastraan, dan kesenian.
Hubungan masyarakat dengan keudayaan
Manusia, masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang utuh, karena budayalah yang menuntun manusia menjadi hidup seperti sekarang ini. Namun, dewasa ini terutama di Negara kita, budaya sudah mulai kurang di budayakan. Banyak pemuda lebih hafal music pop dan jazz ketimbang lagu daerah. Masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan manusia karena manusia hidup bermasyarakat. Karena pada dasarnya kita adalah makhluk social, makhluk yang memunyai rasa ketergantungan, saling membutuhkan, dan tentu saja tidak akan bias bekerja secara sendiri.
Tiga Jenis kemampuan dasar manusia :

1. Kemampuan Personal (kemampuan pribadi)
Dapat menunjukan sikap dan kepribadian Indonesia , mengenal dan memahami nilai-nilai agama, kemayarakatan, kenegaraan serta pandangan luas terhadap masyarakat. Kebiasaan di masyarakat kita ialah ikut-ikutan, sehingga nilai nasionalismenya berkurang. Padahal dulu pahlawan kita bersusah payah agar bangsa ini merdeka, namun saat ini jika disuruh upacara dengan tertib saja susahnya bukan main
2. Kemampuan akademik
Di era globalisasi ini kita harus mampu bersaing secara kompetitif, eloh karena itu kemampuan akademik haruslah menjadi salah satu hal yang harus didahulukan. Diantara kemampuan yang harus dikuasai, ialah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis, Juga menguasai peralatan analisa, berpikir logis, kritis, sistematis, analitis.
3. Kemampuan Profesional
Memiliki kemampuan personal dan pribadi terasa belumla cukup untuk ikut bersaing di zaman sekarang ini. Kita juga harus mempunyai kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang besangkutan. Contohnya, mampu membuat dan memperbaiki sistem komuter, mempunyai kerampilan menjahit, dan masih banyak lagi.

Nama : wahyu andika
NPM : 21107732

Homo homini socius dan homo homini lupus

  • Homo Homini Socius
Homo homini socius (Manusia adalah rekan atau teman bagi sesamanya di dunia sosialitas ini ) (http://id.wikipedia.org/wiki/Nicolaus_Driyarkara), merupakan sebuah istilah yang di utarakan pada awalnya oleh seorang filsuf berlatar belakang ekonomi, Adam Smith. Inti dari pikiran ini adalah bahwa manusia akan butuh orang lain dalam hidupnya untuk berinteraksi. Dalam sebuah teori yang sangat sederhana, teori ini dapat dengan sederhana dibuktikan dengan kebutuhan manusia akan akurasi dan dipandang baik oleh orang lain (aronson, 2004). Dalam konteks ingin dipandang baik oleh orang lain, akan menjadi sorotan dalam homo homini socius dan kemudian, kebutuhan ini akan dijelaskan lebih lanjut dengan konsep self esteem atau yang diterjemahkan menjadi harga diri.
Kebutuhan akan harga diri pertama kali dijelaskan dalam hierarchy of needs, oleh Abraham Maslow (Schultz, D. 1976). Maslow membagi atas 2 bagian untuk kebutuhan akan harga diri ini, yaitu kebutuhan yang tergolong rendah dan tergolong tinggi. Yang tergolong rendah mencakup kebutuhan dihormati oleh orang lain, kebutuhan akan status, popularitas, kemenangan, dikenal, diperhatikan, reputasi, apresiasi, martabat, dan bahkan dominansi. sementara yang tergolong tinggi mencakup kebutuhan akan penghormatan terhadap diri sendiri oleh diri sendiri (self respect) seperti perasaan yakin, kepemilikan akan kompetensi, perolehan hasil, penguasaan akan suatu hal, kemandirian, dan kebebasan. Bentuk-bentuk ke dua disebut sebagai kebutuhan yang dikategorikan tinggi oleh Maslow karena ketika sudah memiliki self respect tersebut, maka seorang individu akan sulit terlepaskan itu semua.
Semua penjelasan-penjelasan tersebutlah, yang kemudian akan membuat seseorang membutuhkan orang lain, sebab untuk memperoleh harga diri tadi, maka manusia butuh orang lain untuk memberikannya. Hal ini bahkan dijelaskan oleh Erik Erikson, seorang psikolog psikodinamika, dalam teori fase-fase perkembangan manusia, psikososial, bahwa kebutuhan akan harga diri sudah dimunculkan sejak manusia masih bayi (santrock, J.W, 2006).


  • Homo Homini Lupus
“Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya” atau juga disebut “Homo homini Lupus ” istilah ini pertama kali di kemukakan oleh plautus pada tahun 945,yang artinya sudah lebih dari 1500 tahun dan kita masih belum tersadar juga. di jaman sekarang ini sangat sulit Menjadikan Manusia seperti seorang manusia pada umumnya,sepertinya istilah ini masih tetap berlaku sampai sekarang.
Tidak bisa dipungkiri Hidup di dalam suatu negara sangat di butuhkan sosialisasi karena kita tidak dapat Hidup dengan sendirinya tanpa ada manusia lain.Apalagi seperti keadaan sekarang ini kita Hidup di jaman yang serba susah .Demi mempertahankan hidup itu sendiri kita rela melakukan apa saja Mulai dari yang halal sampai yang Haram, tentunya semua itu kita lakukan untuk memperjuangkan kehidupan yang lebih baik.Untuk mewujudkan itu semua memang tidak mudah dimana kita harus menghadapi berbagai konflik yang akan memicu lahirnya sikap saling mangsa Dan disinilah Peran Hati nurani & ego sangat dibutuhkan.
gambaran manusia di jaman sekarang ini sangatlah mengerikan dari segi sikap dan perbuatan terkadang lebih keji dari pada hewan yang paling buas sekalipun,saling sikut,saling berebut saling tikam bahkan saling memangsa layaknya serigala yang buas siap menerkam mangsanya demi sebuah kepuasan (ambisi).
sebagai contoh yang terjadi di dalam kehidupan kita seperti tindakan kekerasan,mulai dari perkelahian ,pembunuhan,pemerkosaan,serta aksi teror pemboman yang sedang trend di negara kita dan perang dunia yang memungkinkan akan terjadi lagi. Apakah itu disebut manusia ? Tidak. Kenapa tidak? Karena itu semua manusia yang melakukanya dan dilakukan terhadap manusia juga ? entahlah..’
Pengakuan sebagai umat beragamapun yang telah patuh terhadap ajaranya kerap kali sebagai alasan tindakan kekerasan bahkan sampai menghilangkan nyawa seseorang. Banyak pelaku kekerasan seperti tersebut menyatakan ini masalah iman, masalah Tuhan atau masalah kebenaran (kebenaran yang ditafsirkan manusia itu sendiri).

Sekarang kita sudah mengetahui apa arti dari homo homini socius dan homo homini lupus. Dari kedua artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya dan juga merupakan seekor manusia serigala yang dapat memakan manusia ketika dirinya dipenuhi nafsu. Dan sadar atau tidak kedua hal tersebut ada didalam diri kita.
Untuk itu sudah sepantas kita menjadi makhluk yang berguna bagi masyarakat di lingkungan kita. Dan janganlah menjadi makhluk yang egois karena tak ada satu pun manusia yang dapat hidup sendirim kecuali Tuhan Yang Maha Esa. Mulailah untuk merubah pribadi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sekarang.

untuk Bapa HARRY MUFRIZON...
saya mengulang mata pelajaran bapa..
dan saya harap bapa bisa membantu saya..
karena jadwal mata kuliah bapa bentrok dengan jadwal praktikum saya..
saya mohon dengan sangat agar bapa bisa memakluminya..
terimakasih sebelumnya..
Nama : Wahyu andika
NPM :21107732
Kls :4kb02

Minggu, 21 November 2010

Tujuan Beserta Perbedaan Daftar Pustaka, Kutipan, dan Catatan kaki

  • Daftar Pustaka
Daftar pustaka (bibliografi) merupakan sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikelartikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan. Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya. Pencantuman sebuah buku dalam daftar pustaka pada sebuah karya tulis ilmiah erat kaitannya dengan pengutipan buku. Buku yang kita kutip informasinya haruslah kita
cantumkan dalam daftar pustaka. Kutipan merupakan pinjaman kalimat atau pendapat dari
seorang pengarang, atau ucapan orang-orang yang terkenal. Walaupun kutipan atas pendapat seorang itu dibolehkan bukan berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya berupa kutipan-kutipan. Penulis karya tulis ilmiah harus dapat menahan diri untuk tidak terlalu banyak mempergunakan kutipan, agar orisinalitas tulisannya terjaga. Garis besar kerangka karangan, serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat merupakan pendapat penulis sendiri. Kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bukti untuk menunjang pendapatnya itu.
Dalam menulis daftar pustaka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya:
1. Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya)
2. Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
a) Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan)
b) Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
c) Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judulbuku diberi tanda titik (.).
d) Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik. 3. Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber dirulis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Diantara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
Perhatikan contoh penulisan daftar pustaka
Baradja, M.F. 1990, Kapita Selecta Pengajaran Bahasa. Malang: Penerbit IKIP Malang.
Damono, Sapardi Joko. 1979. Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Hamid, Fuad Abdul.1987. Proses Belajar-Mengajar Bahasa.
Nikolas, Syahwin. 1988. Pengantar Linguistik untuk Guru Bahasa. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdikbud.
  • Kutipan
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Kutipan sering kita pakai dalam penulisan karya ilmiah.Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak/belum menjadi pengetahuan umum,hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-pendapat seseorang yang tidak/belum menjadi pendapat umum.Jadi pendapat pribadi tidak perlu dimasukkan sebagai kutipan.
Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya.Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip,dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengutip:
1. Penulisan nama pengarang menggunakan nama akhir disertai tahun.
2. Jika pengarangnya dua orang, ditulis nama akhir kedua pengarang tersebut.
3. Jika pengarangnya lebih dari 2 orang, tuliskan nama akhir pengarang pertama diikuti dkk.
4. Jika nama pengarangnya tidak ada, yang dicantumkan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan atau nama koran.
5. Untuk karya terjemahan, nama pengarang yang dituliskan adalah nama pengarang asli.
6. Mengutip dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh pengarang berbeda, dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma sebagai tanda pemisahnya.
Penulisan dan pencantuman kutipan dengan pola Harvard ditandai dengan menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman buku yang dikutip di awal atau di akhir kutipan. Data lengkap sumber yang dikutip itu dicantumkan pada daftar pustaka.
Ada dua cara dalam mengutip, yakni langsung dan tidak langsung.
Kutipan langsung adalah mengutip sesuai dengan sumber aslinya, artinya kalimat-kalimat tidak ada yang diubah.
Kutipan tidak langsung jika mengutip dengan cara meringkas kalimat dari sumber aslinya, namun tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber tersebut .
a. Contoh Kutipan Langsung
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1983: 3).
Contoh Kutipan Tidak Langsung
Seperti dikatakan oleh Gorys Keraf (1983:3) bahwa argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis.
  • Catatan kaki
Catatan Kaki adalah keterangan dari sumber kutipan yang di tempatkan langsung di belakang kutipan. Bila keterangan semacam itu ditempatkan pada akhir bab atau akhir keteranang, maka catatan atau keterangan semacam itu disebut keterangan saja. Semua kutipan harus ditunjukan sumbernya dalam sebuah catatan kaki. Catatan kaki dapat juga untuk memberi keterangan lain tentang teks.
Tujuan :
1. Menyusun Pembuktian
Semua dalil atau pernyataan yang penting,yang bukan merupakan pengetahuan umum harus didukung oleh pembuktian-pembuktian. Catatan kaki menunjukan kebenaran-kebenaran yang pernah dicapai oleh seorang pengaran lain dalam bukunya atau tulisan-tulisannya.Sebab itu referensi atau penunjukan dalam catatan kaki dimaksudkan untuk menunjukan tempat atau sumber dimana suatu kebenaran telah dibuktikan oleh orang lain.
2. Menyatakan Hutang Budi
Penunjukan sumber pada catatan kaki dimasukan pula untuk menyatakan hutang budi kepada pengarang yang dikutip pendapatnya. Dengan menyebut nama pengarang yang dikutip pendapatnya itu,penulis telah menyatakan hutang budi kepadanya.
3. Menyatakan Keterangan Tambahan
Catatan kaiki juga dimaksudkan sebagai keterangan tambahan untuk uraian. keterangan tambahan yang dimaksud dapat berupa :
A. Inti atau sari dari fragmen yang dipinjam.
B. Uraian teknis , keterangan insidental, atau materi yang memperjelas teks, atau informasi tambahan
terhadap topik yang disebut dalam teks.
C. Materi-materi penjelas yang kurang penting seperti perbaikan, atau pandangan-pandangan lain yang
bertentangan.
4. Merujuk bagian lain dari teks
Catatan kaki dapat juga dipergunakan untuk menyediakan informasi kepada bagian-bagian lain dari tulisan itu . Misalnya penulis memberi catatan agar pembaca melihat atau memeriksa utaian padahalaman sebelumnya,atau hal-hal yang akan diuraikan.

Perbedaan dari Daftar pustaka,Catatan kaki dan kutipan langsung adalah dari penempatan dan cara penulisan sumber referensi di dalam penulisan karya ilmiah.

Teknik Menulis Karya Ilmiah

1. Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian lanjutan.
Tradisi keilmuan menuntut para calon ilmuan (mahasiswa) bukan sekadar menjadi penerima ilmu. Akan tetapi sekaligus sebagai pemberi (penyumbang) ilmu. Dengan demikian, tugas kaum intelektual dan cendikiawan tidak hanya dapat membaca, tetapi juga harus dapat menulis tentang tulisan-tulisan ilmiah. Apalagi bagi seorang mahasiswa sebagai calon ilmuan wajib menguasai tata cara menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada teknik, tetapi juga praktik penulisannya. Kaum intelektual jangan hanya pintar bicara dan “menyanyi” saja, tetapi juga harus gemar dan pintar menulis.
Istilah karya ilmiah disini adalah mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Di lihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraiaan, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan ( Azwardi, 2008 : 111).
Finoza dalam Alamsyah (2008 : 98) mengklasifikasikan karangan menurut bobot isinya atas 3 jenis, yaitu (1) karangan Ilmiah, (2) karangan semi ilmiah atau ilmiah populer, dan (3) karangan non ilmiah. Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini, feuture, reportase; yang tergolong dalam karangan non ilmiah antara lain anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.
Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karektiristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada karangan baku; sedangkan karangan semi ilmiah berada diantara keduanya.
Sementara itu, Yamilah dan Samsoerizal (1994 : 90) memaparkan bahwa ragam karya ilmiah terdiri atas beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Menurut pengelompokan itu , dikenal ragam karya ilmiah seperti ; makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.
2.      Sikap Ilmiah
Ada tujuh sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh setiap penulis atau peneliti berdasarkan pendapat Istarani (2009 : 4) yaitu : sikap ingin tahu, sikap kritis, sikap terbuka, sikap objektif, sikap menghargai karya orang lain, sikap berani mempertahankan kebenaran, dan sikap menjangkau ke depan.
3.      Ciri-Ciri Karya Ilmiah
Karangan ilmiah adalah karangan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan melalui bahasa tulis yang formal dengan sistematis-methodis. Karangan ilmiah bersifat sistematis dan tidak emosional. Dalam karya ilmiah disajikan kebenaran fakta.
Ciri-ciri karya ilmiah menurut Alamsyah (2008 : 99) adalah sebagai berikut : (1) merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif ). Artinya, faktanya sesuai dengan yang diteliti, (2) bersifat methodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode tertentu dengan langkah langkah yang teratur dan terkontrol secara tertip dan rapi, (3) Tulisan ilmiah menggunakan laras ilmiah. Artinya, laras bahasa ilmiah harus baku dan formal. Selain itu laras ilmiah harus lugas agar tidak ambigu (ganda).

4.      Manfaat Penulisan Karya Ilmiah
Ada beberapa manfaat penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut : (1) Penulis akan terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif, karena sebelum menulis karya ilmiah, penulis harus membaca dulu, (2) penulis akan terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber dan mengembangkan ke tingkat pemikiran yang lebih matang, (3) Penuliskan akan terasa akrab dengan kegiatan perpustakaan, seperti bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku, (4) Penulis akan dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis, (5) Penulis akan memperoleh kepuasan intelektual, dan (5) Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat (Istarani, 2009 : 5). Selain itu, dengan karya ilmiah penulis juga telah ikut serta dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) melalui karya tulis yang dihasilkannya. Dengan demikian para penulis dan peneliti telah memberikan royalti (masukan) yang berguna bagi pengembangan IPTEK itu sendiri. Sehingga karya ilmiah tersebut dapat dibaca dan bermanfaat bagi para mahasiswa, intelektual, pendidik (guru dan dosen), dan bagi masyarakat umum.
5.      Prinsip-Prinsip Penulisan Karya Ilmiah
Prinsip-prinsip umum yang mendasari penulisan sebuah karya ilmiah adalah:
1. Objektif, artinya setiap pernyataan ilmiah dalam karyanya harus didasarkan kepada data dan fakta. Kegiatan ini disebut studi empiris. Objektif dan empiris merupakan dua hal yang bertautan.
2. Prosedur atau penyimpulan penemuannya melalui penalaran induktif dan deduktif.
3. Rasio dalam pembahasan data. Seorang penulis karya ilmiah dalam menganalisis data harus menggunakan pengalaman dan pikiran secara logis.

6.      Tema Karya Ilmiah
Dalam menulis karya ilmiah, penulis hendaklah mengangkat tema-tema yang aktual dan buka suatu tema yang sudah basi dan kusam. Sehingga karya tulis yang dihasilkan lebih berbobot dan mendapat sambutan yang baik dari pembaca. Sering penulis kadang kala mengangkat tema yang kurang penting yang hanya menjadi sebuah tulisan yang mubazir. Selain itu, ada sebagian penulis ilmiah hanya bertindak sebagai seorang penulis plagiator atau diistilahkan dengan penulis “ceplakan atau sarjana photocopy, julukan bagi mahasiswa yang skripsinya diupahkan pada tukang buat skripsi”.
Kata ‘tema` diserap dari bahasa Inggris theme yang berarti ‘pokok pikiran`. Kata theme itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, tithenai, yang berarti ; meletakkan atau menempatkan (Walija, 1996 : 19). Tema sebuah karangan merupakan ide dasar atau ide pokok sebuah tulisan. Biasanya tema tidak dapat dilihat dengan kasat mata dalam sebuah karangan, karena bukan terdapat dalam sebuah kalimat yang utuh, tetapi tema merupakan cerminan dari keseluruhan isi karangan dari awal sampai akhir. Lebih jelas mengenai tema Walija (1996 : 19-20) memaparkan bahwa tema merupakan amanat atau pesan-pesan yang dapat dipetik dari karangan. Rumusan dari simpulan yang berupa pesan-pesan pengarang itulah yang disebut tema.
Sebuah tema yang baik adalah harus menarik perhatian penulis sendiri. apabila penulis senang dengan pokok pembicraan yang ingin dikarang tentu seorang pengarang dalam keadaan senang atau tidak dalam keadaan terpaksa. Selain menarik perhatian, tema yang hendak ditulis terpahami dengan baik oleh penulis.
Selain tema dalam setiap tulisan ilmiah juga harus memiliki topik. Ada sebagian orang menyamakan antara topik dengan tema. Ternyata pendapat itu keliru. Topik adalah pokok pembicaraan yang ingin disampaikan dalam karangan.
Rambu-rambu yang harus diketahui dan dipahami oleh seorang penulis untuk menentukan dan memilih topik yang baik adalah sebagai berikut :

(1) Topik sebaiknya aktual.
(2) Topik sebaiknya berasal dari dunia atau bidang kehidupan yang akrab dengan penulis.
(3) Topik sebaiknya memiliki nilai tambah atau memiliki arti yang penting, baik bagi penulis sendiri atau bagi orang lain.
(4) Topik sebaiknya selaras dengan tujuan pengarang dan selaras dengan calon pembaca.
(5) Topik sebaikknya asli, bukan pengulangan atas hal yang sama yang pernah disajikan oleh orang lain.
(6) Topik sebaiknya tidak menyulitkan pencarian data, bahan, dan informasi lain yang diperlukan.
7. Tahapan Umum Penulisan Karya Ilmiah
Tahap persiapan mencakup kegiatan menemukan masalah atau mengajukan masalah yang akan dibahas dalam penelitian. Masalah yang ditemukan itu didukung oleh latar belakang, identifikasi masalah, batasan, dan rumusan masalah. Langkah berikutnya mengembangkan kerangka pemikiran yang berupa kajian teoritis.
Langkah selanjutnya adalah mengajukan hipotesis atau jawaban atau dugaan sementara atas penelitian yang akan dilakukan. Metodologi dalam tahap persiapan penulisan karya ilmiah juga diperlukan . Metodologi mencakup berbagai teknik yang dilakukan dalam pengambilan data, teknik pengukuran, dan teknik analisis data. Kemudian tahap penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai. Terakhir adalah tahap penyuntingan dilakukan setelah proses penulisan dianggap selesai.
7.      Bahasa Karya Ilmiah
Bahasa memegang peranan penting dalam penulisan karya ilmiah. Oleh sebab itu pemahaman tentang diksi (pilihan kata atau seleksi kata, Inggris; diction), istilah, kalimat, penyusanan paragraf, dan penalaran yang diungkapkan harus dikuasai peneliti. Selain itu, penulisan karya ilmiah harus mengacu pada Pedoman Umum Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan sesuai dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Dengan demikian, gaya penulisan karya ilmiah hendaknya memiliki kejelasan, reproduktif, dan impersonal.
Disisi lain, bahasa merupakan alat yang cukup penting dalam karangan ilmiah. Langkah pertama dalam menulis karya ilmiah yang baik adalah menggunakan tata bahasa yang benar (Suriasumantri, 1986 : 58 ). Apabila bahasa kurang cermat dipakai, karangan bukan saja sukar di pahami, melainkan juga mudah menimbulkan salah pengertian. Bahasa karangan yang kacau menggambarkan kekacauan pikiran penulis (Surakhmat dalam Finoza, 2006 : 215 ).
Dalam menulis karya ilmiah penulis juga diharapkan mampu menggunakan bahasa secara cermat. Sajikan ide-ide secara urut sehingga pokok-pokok pikiran dan konsep tersusun secara koheren. Gunakan ungkapan yang ekonomis sehingga tidak terjadi pengulangan ide atau penggunaan kata-kata yang berlebihan. Lain dari itu, gunakan ungkapan halus (smooth), agar pembaca dapat mengikuti alur pembahasan dengan mudah. Gaya kalimat jangan seperti puitis dan perhatikan penulisan secara benar dan baku.

8.      Penggunaan Bahasa dalam Karya Ilmiah
Dalam penggunaan bahasa terdapat beberapa ragam bahasa. Sugono ( 1999 : 10) berpendapat bahwa berdasarkan pokok persoalan yang dibicarakan, ragam bahasa dapat dibedakan atas bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti ragam bahasa hukum, ragam bahasa niaga, ragam bahasa sastra, dan ragam bahasa jurnalistik.
Yamilah dan Samsoerizal (1994 : 10) mengklasifikasikan ragam bahasa dengan nama istilah ragam fungsioleg. Ragam fungsioleg adalah ragam berdasarkan sikap penutur mencakup daya ucap secara khas. Ragam ini digunakan antara lain dalam kegiatan: kesehatan, susastra, olahraga, jurnalistik, lingkungan, dan karya ilmiah. Setiap bidang tersebut menampakkan ciri tersendiri dalam pengungkapannya. Hadi dalam Alamsyah (2008 : 102) mengatakan bahwa bahasa ragam karya ilmiah memilki karakteristik tersendiri yaitu : singkat, padat, sederhana, lugas, lancar, dan menarik.
Selain itu, gaya penulisan karya ilmiah hendaknya memiliki kejelasan, reproduktif, dan impersonal. Kejelasan dimaksudkan bahwa setiap karya ilmiah harus mampu menyampaikan informasi kepada pembaca tentang objek penelitiannya secara gamblang. Kegamblangan ini dibicarakan sebagai photo copy dari aslinya. Inilah yang dimaksud dengan reproduktif. Sedangkan impersonal berarti peniadaan kata ganti perorangan seperti: saya atau peneliti. Misalnya: Adapun masalah yang akan diteliti mencakup, pengkajian, perencanaan, pelaksaan, dan penelitian. Pada posisi kata impersonal “diteliti” tidak boleh menggunakan kata saya atau peneliti.
9.      Tertib Mengutip
Dalam tradisi mengarang ilmiah berlaku mengutip pendapat orang lain. Karya ilmiah pada umumnya merupakan hasil pengamatan atau penelitian yang merupakan lanjutan dari penelitian yang terdahulu. Dengan kata lain, hasil-hasil penelitian orang lain, pendapat ahli, baik yang dilisankan maupun yang dituliskan dapat digunakan sebagai rujukan untuk memperkuat uraian atau untuk membuktikan apa yang dibentangkan (Walija, 1996 : 125). Dalam dunia tulis menulis ilmiah ada dua macam jenis kutipan, yaitu : kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung dalam pengutipannya harus diberi tanda kutip (“… “). Sedangkan kutipan tidak langsung tidak diberikan tanda kutip. Namun, kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung dalam tertip mengutip harus diberikan tanda dengan catatan kaki (foot notes).
Catatan kaki adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan uraian (teks) yang ditulis di bagian bawah halaman yang sama. Apabila keterangan semacam ini disusun dibagian akhir karangan bisanya disebut keterangan saja. Catatan kaki bukan hanya untuk menunjukkan sumber kutipan, melainkan juga dipergunakan untuk memberikan keterangan tambahan terhadap uraian atau teks.
Ada beberapa prinsip mengutip, yaitu : (1) Tidak mengadakan perubahan, (2) Memberitahu bila sumber kutipan mengandung kesalahan, (3) Memberitahu bila melakukan perbaikan, dan (4) Memberitahu bila menghilangkan bagian-bagian tertentu yang ada didalam kutipan.
10.  Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan daftar sejumlah buku acuan atau referensi yang menjadi bahan utama dalam suatu tulisan ilmiah. Selain buku, majalah, surat kabar, catatan harian, dan hasil pemikiran ilmuan juga dapat dijadikan sebagai referensi dalam menulis. Walija (1996 : 149) mengatakan bahwa daftar pustaka atau bibliografi adalah daftar buku atau sumber acuan lain yang mendasari atau menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan karangan. Unsur-unsur pada daftar pustaka hampir sama dengan catatan kaki. Perbedaannya hanya pada daftar pustaka tiada nomor halaman.
Usur-unsur pokok daftar pustaka adalah sebagai berikut:
1)      Nama pengarang, diurutkan berdasarkan huruf abjad (alfabetis). Jika nama pengarang lebih dari dua penggal nama terakhir didahulukan atau dibalik.
2)      Tahun terbit buku, didahulukan tahun yang lebih awal jika buku dikarang oleh penulis yang sama.
3)      Judul buku, dimiringkan tulisannya atau digaris bawahi.
4)      Data publikasi, penerbit, dan tempat terbit.
5)      DAFTAR PUSTAKA ditulis dengan huruf kapital semua dan menempati posisi paling atas pada halaman yang terpisah.
Contoh penulisan daftar pustaka :
Ismail, Taufiq. 1993. Tirani dan Benteng. Jakarta : Yayasan Ananda
Mulya, Hamdani. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Lhokseumawe : STAIN Malikussaleh.
11.  Contoh Format Umum Karya Ilmiah.
Dalam tulisan ini disajikan contoh format umum skripsi mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia. Format karya ilmiah lazim juga disebut sebagai kerangka karya ilmiah.

KATA PENGATAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Masalah
1.3  Tujuan Penelitian
1.4 Sumber Data
1.5 Hipotesis
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Pentingnya Penelitian
1.8 Metode Penelitian
1.9 Teknik Penelitian
BAB II LANDASAN TEORITIS
2.1 Pengertian Cerpen
2.2 Pengertian Metafora Menurut Para Ahli
2.3 Metafora dalam Cerpen
2.4 Tipe Pelimpahan Metafora dalam Cerpen\
2.5 Metafora Sebagai Simbolis dalam Cerpen
2.6 Metafora Sebagai Sarana Penceritaan dalam cerpen
2.7 Metafora Sebagai Gaya dan Nada
2.8 Metafora Sebagai Penggambaran Watak Tokoh
BAB III ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Pengolahan dan Analisis Data
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan
4.2 Saran-Saran
DAFTAR PUSTAKA
TABEL
LAMPIRAN_LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS

Kamis, 18 November 2010

manajement proyek dan resiko


MANAJEMEN PROYEK DAN RESIKO



  1. Jelaskan konsep manajemen proyek !

Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu : manusia, masalah dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat berperan penting dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia dinyatakan
dalam model kematangan kemapuan Manajemen proyek manusia (a people management capability maturity model/ PM-CMM) yang brfungsi untuk meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak (sistem informasi) dalam menyelesaikan maslah dengan melakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja manajemen proyek, pelatihan, kompensasi, pengembangan karier.

Dasar-Dasar Organisasional
Organisasi adalah sistem yang saling mempngaruhi dan salaing bekerja sama antara orang yang satu dngan orang yang lain dalam suatu kelompok untuk mencapai
suatu tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Organisasi merupakan sistem
maka terdiri dari beberapa elemen Manajemen proyek yaitu :

1. orang, dalam organisasi harus ada sekelompok orng yang bekerja dan salah
satunya ada yang memimpin organisasi tersebut.

2. tujuan, dalam organisasi harus ada tujuan yang harus dicapai, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.

3. posisi, setip orng yang ada dalam suatu organisasi akan menmpati posisi atau
kedudukannya masing-masing.

4. pekerjaan, setiap orang yang ada dalam organisasi tersbut mempunyai pekerjaan
(job) masing-masing sesuai dengan posisinya.

5. teknologi, untuk mencapai tujan orgnisasi membutuhkan teknologi untuk
membantu dalam pengolahan data menjadi suatu informasi.

6. struktur, struktur organisasi merupakan pola yang mengatur pelaksanaan pekerjaan
dan hubungan kerja sama antar setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut.

7. lingkungan luar, merpakan elemen yang sangat penting dan akan mempengaruhi
keberhasilan suatu organisasi, misalnya adanya kebijakan pemerintah tentang
organisasi.

Prinsip-prinsip organisasi adalah nlai-nilai yang digunakan sebagai landasan kerja
bagi setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut untuk mencapai keberhasilan
tujuan yang telah disepakati. Prinsip-prinsp yang ada dalam organisasi meliputi :
1. tujuan orgnisasi yang jelas
2. tugas yang dilakukan harus jelas
3. pembagian tugas yang adil
4. penempatan posisi yang tepat
5. adanya koordinasi dan integrasi


Manajemen proyek dalam organisasi terdiri dari tiga tingkatan pembuat keputusan
manajemen yaitu : manajemen tingkat bawah (operasional), manajemen tingkat
menengah (perencanaan dan kontrol manajerial) dan manajemen tingkat atas
(strategik). Setiap level memiliki tanggung jawabnya sendiri-sendiri dan semuanya
bekerja sama dalam mencapai tujuan dan sasaran.

Manajemen proyek tingkat bawah (operasional)

- Manajer operasional membuat keputusan berdasarkan aturan-aturan yang telah
ditetapkan sebelumnya dan menghasilkan hal-hal yang dapat diprediksikan bila
diterapkan dengan benar.

Manajemen proyek tingkat menengah

- Manajer tingkat menengah membuat perencanaan jangka pendek dan
mengontrol keputusan-keputusan tentang bagaimana sumberdaya bisa
dialokasikan dengan baik

Manajemen proyek tingkat atas (strategik)

- Manajer strategik membuat keputusan-keputusan yang akan membimbing
manajer operasional dan manajer tingkat menengah.

  1. Jelaskan karakteristik khusus yang membedakan proyek dari kegiatan rutin lainnya.

Berdasarkan sifat dan karakteristiknya,rangkaian pekerjaan atau aktivitas sehari-sehari di dalam organisasi  dapat  di bedakan menjadi 2 jenis, yaitu: aktivitas operasional dan aktivitas proyek.

Kedua jenis aktivitas tersebut memiliki persamaan yaitu:
Ø       Dilaksanakan oleh manusia
Ø       Membutuhkan berbagai sumber daya dan
Ø       Melalui rangkaian proses perencanaan, eksekusi, dan control.

Sementara perbedaan utama dari kedua aktivitas tersebut adalah
Ø       Aktivitas operasional dilakukan secara berulang-ulang dari wktu ke waktu, dan merupakan pekerjaan standar yang harus dilakukan oleh masing-masing karyawan atau staf perusahaan berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya.
Ø       Sementara aktivitas berbasis proyek bersifat unik dan hanya berlangsung dalam  durasi waktu tertentu saja.

  1. Apa yang membedakan proyek teknologi informasi dengan proyek lain pada umumnya.

Ø       Memiliki obyektif untuk menghasilkan produk-produk yang jerap bersikap intangible (kasat mata), semacam perangkat lunak (software), algoritma, berkas(file), dan lain-lain.
Ø       Melibatkan berbagai teknologi yang sangat cepat usang, karena perkembangannya yang sedemikian cepat, semacam komputer, modem, software, CAD/CAM, dan lain-lain.
Ø       Membutuhkan beragam sumber daya manusia dengan spektrum kompetensi dan keahlian yang sangat bervariasi
Ø       Menggantungkan diri pada standard-standard kualitas yang belum baku. Dan mendasrkan proses pada rencana atau kontak kerja yang sangat sulit dikembangkan.

4.      Berikan contoh nyata 1 dari jenis proyek teknologi informasi yang dilaksanakan oleh pemerintah atau organisasi bisnis. Deskripsikan dengan jelas contoh tersebut.

Proyek sistematis transaksi keuangan melalui ATM (Asynchronous Transfer Mode).

  Proyek ini sangat berguna dan sangat membantu sekali dalam bertransaksi melalui ATM (Asynchronous Transfer Mode). Salah satu contoh pengaplikasiannya, yaitu : dapat melakukan transfer, mengambil uang dan dapat melakukan transaksi jual beli melalui ATM. Aplikasi ini mempermudah orang yang telah menabung di bank. Jadi orang tersebut dapat dengan mudah melakukan transaksi, tanpa membawa buka uang tabungan untuk bertransaksi. Untuk bertransaksi kita hanya dapat kartu ATM dari bank yang bersangkutan. Dan kita hanya tinggal memasukan ATM kita ke dalam mesin ATM tersebut. Dan aplikasai yang tersedia dalam ATM tersebut yaitu :
Ø      Penarika uang tunai
Ø      Transfer uang
Ø      Membeli pulsa
Ø      Dan lai-lain
 Di dalam aplikasi terdapat pengkajian yang melakukan penghitungan secara otomatis dan menghasilkan output sesuai dengan program dan algoritma yang sudah diterapkan ke dalam aplikasi ATM ini.


Rabu, 17 November 2010

Tugas 2 management proyek

1. Jelaskan penggunaan metode critical path methods (CPM) dalam penyelesaian proyek.
2. Jelaskan prinsip dari metode PERT dalam penyelesaian manajemen proyek.
3. Bagaimana mengurangi risiko yang timbul dalam pelaksanaan proyek.

jawaban

1.CPM(crutical path methods) adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan jaringan. Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan.

2.Teknik PERT(Program Evaluation and Review Technique) adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali dan teratur, karena jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.
Tujuan dari PERT adalah pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu merupakan dasar penting dari PERT dalam penyelesaian kegiatan-kegiatan bagi suatu proyek. Dalam metode PERT dan CPM masalah utama yaitu teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya dengan maksud pekerjaan-pekerjaan yang telah dijadwalkan itu dapat diselesaikan secara tepat waktu serta tepat biaya.

3. 
  • Mempelajari jenis resiko yang mungkin muncul dan apa penyebabnya

  • Mencari jalan pemecahan atau solusi agar yang bersangkutan dapat diatasi atau bahkan dicegah.
  • Mengkaji ulang bagaimana mengurangi probabilitas kemunculan resiko tersebut.
  •  Menganalisa cara untuk meminimalisasi terjadinya resiko tersebut.
  • Mencari dan mengaplikasikan beberapa referensi dan perangkat aplikasi yang dapat digunakan oleh para praktisi proyek yang ingin melakukan pengelolaan resiko secara efektif.